Mengagumi Si Pejantan Dari Pucuk Sang Gadis

Kala itu saya bersama empat orang teman saya pendakian gunung pertama dalam hidup kami masing-masing. Dengan perlengkapan seadanya (tanpa tenda) plus kebutuhan logistik yang secukupnya,tak lupa kamera Canon 1100D milik salah seorang dari kami,kami sudah siap menaklukkan "Sang Gadis" Jawa Tengah (Merbabu).
Kamilah 5 lelaki nekat yang tergabung dalam kelompok pendaki gunung amatiran yang tidak punya persiapan,perlengkapan serta pengalaman sama sekali namun bisa menginjakkan kaki di puncak kenteng songo,puncak tertinggi gunung merbabu.
Memulai pendakian sekitar jam 4 sore dari basecamp jalur pendakian Cunthel tanpa guide,hanya bermodalkan peta jalur pendakian yang diberikan petugas basecamp dan kepercayaan diri yang besar alias NEKAT. Dengan penuh semangat kami mendaki,melewati perkebunan milik warga sekitar. Lelah,letih,lesuh dan lunglai tak kami hiraukan,karena tujuan kami ialah menaklukan Merbabu dengan berdiri diatas puncak salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah.

Singkat cerita,tibalah kami di pos pendakian ke-2 dengan ketinggian sekitar 1500 mdpl - 2000-an mdpl tepat saat sang surya menenggelamkan dirinya. Inikah yang dinamakan "Samudera Diatas Awan"? (Kalimat itu sudah saya ucapkan sebelum si Fedi Nuril di film 5cm). Hampara awan putih tebal berada lebih rendah dari tempat kami berpijak,elegannya langit jingga menambah keindahan sore itu. Sungguh panorama yang mampu memberikan senyuman kecil disetiap wajah kami masing-masing.


Ketika sang surya menghilang dan gelap mulai menyelimuti,kami bergegas melanjutkan pendakian. Sekitar jam 10 malam,kami tiba di pos pemancar/reli,menara. Disitulah kami memutuskan beristirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaga. Tepat jam 2 subuh,kami melanjutkan pendakiam menuju puncak "Kenteng Songo",puncak tertinggi gunung Merbabu. Dinginnya udara yang menyengat hingga sumsum tulang ganjil (hahaha),tak menyurutkan semangat kami utnuk menaklukkan si "Gadis Jawa Tengah" itu.

Teng! Sekitar jam 4 subuh tibalah kami di pucuk sang gadis,puncak "Kenteng Songo". Sembari menunggu sang mentari kembali menunjukkan kuasanya,kami duduk melingkari api unggun utnuk menghangatkan tubuh. Ya you know-lah gimana suhu udara dipuncak gunung yang tingginya sekitar 3145 mdpl atau 10.603 kaki (Menurut Wikipedia),udah gitu beratapkan langit.

Saat sang surya kembali menampakan diri,saya pribadi terkejut. Dari puncak Kenteng Songo saya bisa melihat sungguh indahnya Zamrud Khatulistiwa dan kemegahan sang pejantan Merapi. Itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan apa yang saya lihat saat itu.





Yang paling membuat saya takjub adalah kegagahan gunung Merapi yang menjulang tinggi dan dikelilingi awan putih disekitarnya. Pemandangan yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Memandangi kemegahan karya Sang Pencipta yang sempat meletus ditahun 2010.




Bahagia bisa melihat dengan mata kepala sendiri betapa menawannya Bumi Pertiwi dan mengagumi perkasanya "Si Jantan" Merapi. Berjuang melawan rasa capai dan dinginnya udara diketinggian selama kurang lebih 8-9 jam (Waktu normal yang kami tempuh),terbayar dengan indahnya alam Bumi Pertiwi.

Saya bangga terlahir di negara seribu pulau ini. Bangga bisa tumbuh dewasa bangsa beragam budaya ini.
Buat apa pergi ke negara orang kalau negara sendiri punya alam yang SUPER EPIC?Iya kan?

Ini kami di puncak Kenteng Songo.. :D



Bonus

Penulis : Re' Boombank ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Mengagumi Si Pejantan Dari Pucuk Sang Gadis ini dipublish oleh Re' Boombank pada hari Sabtu, 09 Agustus 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Mengagumi Si Pejantan Dari Pucuk Sang Gadis
 

0 Comments:

Posting Komentar